PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kata LULUS
mungkin memang begitu berharga bagi siswa/siswi yang telah menempuh ujian akhir.
Bagaimana tidak, hasil belajarnya selama tiga tahun hanya dipertaruhkan selama
tiga hari. Jika tidak lulus, berarti selama tiga tahun belajar di sekolah,
hanya sia-sia.
Segala pikiran,
semangat, dan tentu saja materi, akan hilang tanpa bekas. Di hari pengumuman, siswa/siswi mengharapkan sebuah keajaiban dan pertolongan
dari Allah SWT agar Allah mengizinkan siswa/siswi untuk merasakan kegembiraan ketika ada
pernyataan LULUS dalam sebuah surat pemberitahuan.
Menurut informasi, angka kelulusan
siswa/siswi SMU menurun
lebih dari 1%, sedangkan kelulusan siswa/siswi SMP malah meningkat. Tentu saja jika
tidak lulus, selain siswa/siswi
merasa sedih, orang tua juga akan merasa malu. Anak yang selama ini
dibangga-banggakan ternyata gagal di ujian nasional. Kebingungan mereka memang
beralasan. Banyak perguruan tinggi yang tidak menerima ijazah ujian paket C.
Semua menuntut kesempurnaan yang tidak bisa diraih oleh anak yang tidak lulus.
Padahal pemerintah telah memutuskan bahwa ijazah paket C adalah setara dengan
ijazah sekolah biasa. Oleh karena itu sebaiknya pemerintah memberikan kebijakan,
mempertimbangkan hasil belajar siswa selama tiga tahun dan bukan hanya
mengambil nilai kelulusan pada saat ujian akhir.
Beda dengan zaman sekarang
siswa/siswi SMU belum mendapatkan keputusan kelulusan tapi sudah merayakan
kelulusannya. Sekarang ini sedang hangatnya berita mengenai pesta
kelulusan SMA yang sangat tidak wajar dan menimbulkan dampak negative ke
generasi selanjutnya. Pesta kelulusan seperti pesta bikini, konfoy menggunakan
seragam yang sudah dicoret-coret. Budaya yang luhur dan penuh sopan-santun yang
dulu dijalankan oleh leluhur kita hancur lebur dengan semakin eksisnya budaya
barat. Sudah separah itukah moral generasi bangsa ini hingga budaya yang amat
sangat bertentangan dengan budaya negeri ini bisa bebas melengang dalam kancah
budaya generasi bangsa.
Hedonisme dinegeri ini lambat laun
mulai menjalar dalam kehidupan masyarakat tidak cuma dalam lingkaran orang
kalangan atas tapi sudah merasuk hingga kehidupan anak bangsa. Budaya prihatin
yang dulu dijalani oleh para pendiri bangsa berganti dengan budaya foya-foya
dengan tanpa filter yang jelas.
Dari
sinilah penulis mencoba untuk membahas lebih dalam mengenai pendidikan di Indonesia
dan pesta kelulusan.
B.
Pembatasan Masalah
Dari
uraian di atas dilihat begitu kompleksnya permasalahan dalam pendidikan yang
ada di Indonesia dan pesta kelulusan yang sangat berdampak buruk, Oleh karena
itu Penulis membatasi beberapa masalah dalam penulisan makalah dengan “ Masalah
pendidikan terhadap pesta kelulusan SMU di Indonesia”
a.
Tujuan dan Manfaat penulisan
Tujuan
Sesuai dengan pembatasan masalah di
atas, maka tujuan penulisan adalah untuk mengetahui masalah pendidikan terhadap
kelulusan SMU di Indoensia dan bagaiman solusinya.
Manfaat
Dari penulisan ini diharapkan
mendatangkan manfaat berupa penambahan pengetahuan serta wawasan penulis kepada
pembaca tentang keadaan pendidikan sekarang ini sehingga kita dapat mencari
solusinya secara bersama agar pendidikan di masa yang akan dapat meningkat baik
dari segi kualitas maupun kuantitas yang diberikan.
KESIMPULAN
A.
Simpulan
Banyak
sekali factor yang menjadikan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.
Factor-faktor yang bersifat teknis diantaranya adalah rendahnya kualitas guru,
rendahnya sarana fisik, mahalnya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa,
rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan. Namun sebenarnya yang menjadi
masalah mendasar dari pendidikan di Indonesia adalah sistem pendidikan di
Indonesia itu sendiri yang menjadikan siswa sebagai objek, sehingga manusia
yang dihasilkan dari sistem ini adalah manusia yang hanya siap untuk memenuhi
kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap zamannya. Maka disinilah
dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan mesyarakat untuk mengatasi segala
permasalahan pendidikan di Indonesia.
A. Saran
Sarannya
untuk Indonesia, terutama pendidikan Indonesia. Peningkatan mutu pendidikan
baik dari guru, orang tua maupun diri sendiri sangat penting serta dengan
menanamkan etika dan budaya Indonesia akan berpengaruh kepada generasi
selanjutnya dan tidak ada lagi pesta bikini yang sangat berdampak buruk.
Diharapkan
pendidikan di Indonesia dapat bangkit dari keterpurukannya, sehingga dapat
menciptakan generasi-generasi baru yang berSDM tinggi, berkepribadian pancasila
dan bermartabat.